Rabu, 05 Juni 2013

Resensi Buku Sunan Kudus

Judul               : Jejak Perjuangan Sunan Kudus Dalam Membangun Karakter Bangsa
Penulis             : Nur Said,S.Ag.,M.A.,M.Ag.
Penerbit           : Brillian Media Utama
Tahun Terbit    : 10 Oktober 2010
Kota terbit       : Bandung
Tebal Buku      : iv+259 halaman
ISBN               : 978-979-16440-4-4

MEMBEDAH JEJAK PERJUANGAN SUNAN KUDUS
Oleh : Nawwal Amalia Syafiq/111520/PBA B
            Situasi masyarakat Jawa sebelum kedatangan Islam, kehidupannya banyak dipengaruhi oleh sistem kasta atau perbedaan golongan kelas, sehingga kehidupan masyarakat terpecah-pecah. Maka ketika Islam datang ke tanah Jawa, masyarakat penasaran dengan sistem ajaran yang dibawa oleh Walisongo. Maka ketika Islam mulai tersebar secara bertahap perbedaan kasta itu mulai terkikis dan hak asasi manusia mulai mendapat tempat secara lebih layak, meski melalui proses yang sangat panjang sehingga harkat dan martabat umat semakin terangkat.
            Kehadiran Walisongo dalam trasmisi Islam di Jawa sudah diakui banyak pihak, Kabupaten Kudus misalnya. Kabupaten Kudus dikenal sebagai pusat wisata spiritual karena dua dari sembilan Walisongo adalah terdapat di Kudus. Mereka adalah Raden Syahid yang dikenal dengan Sunan Muria dan Sayyid Ja’far Shodiq yang lebih populer dengan Sunan Kudus. Namun Sunan Kudus memiliki pengaruh lebih luas di daerah Kudus daripada Sunan Muria. Sunan Kuduslah yang dikenal sebaga peletak cikal bakal dari Kota Kudus yang terkenal hingga sekarang ini.
Nama, Nasab, dan Silsilah
Dari segi silsilahnya Sayyid Ja’far Shodiq yang tak lain adalah Sunan Kudus adalah putera dari Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan Sunan Ngudung di Jipang Panolan ( ada yang mengatakan letaknya di sebelah utara Kota Blora). Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian beliau berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul.
Mengenal silsilah Sunan Kudus secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut : Nabi Muhammad SAW – Ali bin Abi Tholib r.a. – S. Husein – S. Zaenal Abidin – Syekh Mahmudi Nil Kabir – S. Dulnapi kawin dengan puteri dari Barwijaya V – mendapat putera Kanjeng Sunan Ampel – Nyi Ageng Manyuro  kawin dengan S.K.Ngusman melahirkan Kanjeng Sunan Ngudung – Kanjeng Sunan Kudus
Karya dan Peninggalan Sunan Kudus
            Sunan Kudus memiliki kepekaan yang tinggi dalam olah rasa (pangrasa) layaknya sang pujangga sehingga menghasilkan buah karya sastra yang bernilai tinggi seperti tembang Mijil dan Maskumambang. Beliau juga kreatif dalam menggubah cerita-cerita yang menggugah terutama yang bermuatan ketauhidan. Selain itu beliau juga meninggalkan bangunan monumental Masjid Al-Aqsha dan Menara Kudus yang begitu artistik dan menakjubkan. Bahkan menara Kudus ini menjadi land mark  (identitas) dari kota Kudus. Sunan Kudus juga meninggalkan pusaka keris yang diberi nama Ciptaka atau Cintaka yang setiap bulan Muharram menjelang buka luwur diadakan proses ritual jamas oleh sesepuh (orang-orang terpilih).
            Sunan Kudus sering disebut sebagai “Guru Akbar” dengan predikat Waliyyul ‘Ilmi karena beliau sebagai ilmuwan dan pecinta ilmu. Selain itu beliau juga sosok pengusaha yang ulet, tegas dalam memimpin, merakyat (populis), kreatif dalam mengembangkan seni dan budaya, tegas dan disiplin, toleransi yang tinggi, patriotis, sufistik, pujangga (puitis), mandiri (jiwa saudagar) dan apresiasi terhadap perbedaan budaya (multikulturalis).
            Sudah menjadi realitas bahwa Kanjeng Sunan Kudus telah diakui oleh sebagian besar umat Islam terutama di Kudus sebagai figur kunci dalam lintas sejarah hari jadi Kabupaten Kudus dan proses terbentuknya sistem sosial masyarakat Kudus. Realitas tersebut telah membawa implikasi bagi sebagian besar masyarakat Kudus dan sekitarnya dalam menjadikan Kanjeng Sunan Kudus sebagai “model” yakni sebagai sosok yang bisa diteladani dan diserap spiritualismenya yag semula masih tersembunyi dibalik berbagai warisan budayanya.
            Penulis menjadikan buku ini menarik untuk dibaca karena pendekatan yang digunakan tidak menggunakan murni sejarah, tetapi digabung dengan pendekatan semiotik sebuah pendekatan pos-strukturalis yang mengkaji fenomena tanda (sign) budaya dalam jejaring makna yang masih jarang digunakan dalam kajian sejarah. Dengan kajian semiotik ini penulis mampu meramu keragaman data menjadi sebuah sajian kuat dalam analisis bahkan mitologi yang selama ini menjadi data yang dipinggirkan justru diposisikan sebagai sistem komunikasi (sign) yang di dalamnya syarat akan makna (ideologi). Kajian ini juga diperkaya dengan pendekatan sosio-folklore dengan didukung data-data arkeologis sehingga berbagai sejarah lisan, tradisi maupun artefak menjadi bagian penting dalam kajian ini. Namun dalam buku ini masih ditemui kata-kata yang tidak dilengkapi dengan penjelasan-penjelasannya. Sehingga sedikit mempersulit kita dalam mencerna dan memahami isi dari bab dan bahasan tersebut. Walaupun begitu buku ini tetap menarik untuk dibaca oleh semua kalangan sebagai tokoh teladan bagi para pemimpin lainnya.



2 komentar:

  1. kalau beli buku ini dimana ya...?

    BalasHapus
  2. Best casinos for slots, table games, video poker, bingo
    Best casinos 울산광역 출장안마 for slots, table games, 포천 출장안마 video poker, 천안 출장안마 bingo · 1. Payson · 2. LeoVegas 룰렛 돌리기 · 3. 춘천 출장안마 Verve Casino · 4. Bally · 5. The Partypapa · 6.

    BalasHapus