Judul : Jejak
Perjuangan Sunan Kudus Dalam Membangun Karakter Bangsa
Penulis : Nur Said,S.Ag.,M.A.,M.Ag.
Penerbit : Brillian Media Utama
Tahun Terbit : 10 Oktober 2010
Kota terbit : Bandung
Tebal Buku : iv+259 halaman
ISBN
:
978-979-16440-4-4
MEMBEDAH JEJAK PERJUANGAN SUNAN KUDUS
Oleh : Nawwal Amalia Syafiq/111520/PBA B
Situasi masyarakat
Jawa sebelum kedatangan Islam, kehidupannya banyak dipengaruhi oleh sistem
kasta atau perbedaan golongan kelas, sehingga kehidupan masyarakat
terpecah-pecah. Maka ketika Islam datang ke tanah Jawa, masyarakat penasaran
dengan sistem ajaran yang dibawa oleh Walisongo. Maka ketika Islam mulai
tersebar secara bertahap perbedaan kasta itu mulai terkikis dan hak asasi
manusia mulai mendapat tempat secara lebih layak, meski melalui proses yang
sangat panjang sehingga harkat dan martabat umat semakin terangkat.
Kehadiran
Walisongo dalam trasmisi Islam di Jawa sudah diakui banyak pihak, Kabupaten
Kudus misalnya. Kabupaten Kudus dikenal sebagai pusat wisata spiritual karena
dua dari sembilan Walisongo adalah terdapat di Kudus. Mereka adalah Raden
Syahid yang dikenal dengan Sunan Muria dan Sayyid Ja’far Shodiq yang lebih
populer dengan Sunan Kudus. Namun Sunan Kudus memiliki pengaruh lebih luas di
daerah Kudus daripada Sunan Muria. Sunan Kuduslah yang dikenal sebaga peletak
cikal bakal dari Kota Kudus yang terkenal hingga sekarang ini.
Nama, Nasab, dan Silsilah
Dari segi silsilahnya Sayyid Ja’far Shodiq yang tak lain adalah
Sunan Kudus adalah putera dari Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan
Sunan Ngudung di Jipang Panolan ( ada yang mengatakan letaknya di sebelah utara
Kota Blora). Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian beliau
berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga
Gunung Kidul.
Mengenal silsilah Sunan Kudus secara sederhana dapat diuraikan
sebagai berikut : Nabi Muhammad SAW – Ali bin Abi Tholib r.a. – S. Husein – S.
Zaenal Abidin – Syekh Mahmudi Nil Kabir – S. Dulnapi kawin dengan puteri dari
Barwijaya V – mendapat putera Kanjeng Sunan Ampel – Nyi Ageng Manyuro kawin dengan S.K.Ngusman melahirkan Kanjeng
Sunan Ngudung – Kanjeng Sunan Kudus
Karya dan Peninggalan Sunan Kudus
Sunan Kudus memiliki
kepekaan yang tinggi dalam olah rasa (pangrasa) layaknya sang pujangga
sehingga menghasilkan buah karya sastra yang bernilai tinggi seperti tembang
Mijil dan Maskumambang. Beliau juga kreatif dalam menggubah cerita-cerita yang
menggugah terutama yang bermuatan ketauhidan. Selain itu beliau juga
meninggalkan bangunan monumental Masjid Al-Aqsha dan Menara Kudus yang begitu artistik
dan menakjubkan. Bahkan menara Kudus ini menjadi land mark (identitas) dari kota Kudus. Sunan Kudus juga
meninggalkan pusaka keris yang diberi nama Ciptaka atau Cintaka yang
setiap bulan Muharram menjelang buka luwur diadakan proses ritual
jamas oleh sesepuh (orang-orang terpilih).
Sunan Kudus sering
disebut sebagai “Guru Akbar” dengan predikat Waliyyul ‘Ilmi karena beliau
sebagai ilmuwan dan pecinta ilmu. Selain itu beliau juga sosok pengusaha yang
ulet, tegas dalam memimpin, merakyat (populis), kreatif dalam mengembangkan
seni dan budaya, tegas dan disiplin, toleransi yang tinggi, patriotis, sufistik,
pujangga (puitis), mandiri (jiwa saudagar) dan apresiasi terhadap perbedaan
budaya (multikulturalis).
Sudah menjadi
realitas bahwa Kanjeng Sunan Kudus telah diakui oleh sebagian besar umat Islam
terutama di Kudus sebagai figur kunci dalam lintas sejarah hari jadi Kabupaten
Kudus dan proses terbentuknya sistem sosial masyarakat Kudus. Realitas tersebut
telah membawa implikasi bagi sebagian besar masyarakat Kudus dan sekitarnya
dalam menjadikan Kanjeng Sunan Kudus sebagai “model” yakni sebagai sosok yang
bisa diteladani dan diserap spiritualismenya yag semula masih tersembunyi
dibalik berbagai warisan budayanya.
Penulis menjadikan
buku ini menarik untuk dibaca karena pendekatan yang digunakan tidak
menggunakan murni sejarah, tetapi digabung dengan pendekatan semiotik sebuah pendekatan
pos-strukturalis yang mengkaji fenomena tanda (sign) budaya dalam
jejaring makna yang masih jarang digunakan dalam kajian sejarah. Dengan kajian
semiotik ini penulis mampu meramu keragaman data menjadi sebuah sajian kuat
dalam analisis bahkan mitologi yang selama ini menjadi data yang dipinggirkan
justru diposisikan sebagai sistem komunikasi (sign) yang di dalamnya
syarat akan makna (ideologi). Kajian ini juga diperkaya dengan pendekatan sosio-folklore
dengan didukung data-data arkeologis sehingga berbagai sejarah lisan,
tradisi maupun artefak menjadi bagian penting dalam kajian ini. Namun dalam
buku ini masih ditemui kata-kata yang tidak dilengkapi dengan
penjelasan-penjelasannya. Sehingga sedikit mempersulit kita dalam mencerna dan
memahami isi dari bab dan bahasan tersebut. Walaupun begitu buku ini tetap
menarik untuk dibaca oleh semua kalangan sebagai tokoh teladan bagi para
pemimpin lainnya.
kalau beli buku ini dimana ya...?
BalasHapusBest casinos for slots, table games, video poker, bingo
BalasHapusBest casinos 울산광역 출장안마 for slots, table games, 포천 출장안마 video poker, 천안 출장안마 bingo · 1. Payson · 2. LeoVegas 룰렛 돌리기 · 3. 춘천 출장안마 Verve Casino · 4. Bally · 5. The Partypapa · 6.